Termos Tradisional

Pengamatan efektivitas termos tradisional

Pengukuran Suhu Air pada Termos Tradisional
Periode Pengukuran Suhu
Air mendidih 85 C
Setelah 1 jam 67 C
Setelah 2 jam 60 C
Setelah 3 jam 53 C
Setelah 4 jam 47 C
Setelah 5 jam 42 C
Setelah 6 jam 36 C
Setelah 7 jam 35 C
Setelah 8 jam 34 C
Setelah 9 jam 33 C
Setelah 10 jam 32 C
Setelah 11 jam 31 C
Setelah 12 jam 30 C
Setelah 13 jam 29 C
Setelah 14 jam 28 C
Setelah 15 jam 27 C


Analisa hasil pengamatan Termos Tradional:
Suhu air dalam poci mengalami penurunan secara signifikan pada 6 jam pertama, yaitu mengalami penurunan suhu sekitar 6 c sampai 7 c. Setelah 6 jam pertama, perubahan suhu air dalam poci mengalami penurunan lebih lambat, hanya sekitar 1 c. untuk mencapai suhu air dalam poci sama dengan suhu kingkungan membutuhkan waktu 15 jam. Jadi termos buatan nenek cukup efektif untuk menjaga kehangatan air di dalamnya.

Proses perpindahan kalor yang dihambat pada fenomena termos tradisional
Termos buatan nenek menghambat proses perpindahan kalor secara radiasi. Sumber panas dari air dalam teko tetap terjaga, karena teko ditutup dengan bantal.
Bantal berfungsi untuk menghalangi pertemuan suhu luar dengan suhu dalam teko agar tidak terjadi pelepasan kalor.
Proses pelepasan kalor pada adalah sebagai berikut :
Panas dari air dalam teko menyebar dan diterima oleh bantal. Panas tersebut sebagian diserap bantal dan sebagian dipantulkan lagi ke sekitar bantal termasuk pada teko. Suhu lingkungan tidak dapat bertemu dengan suhu air dalam teko karenaterhalang oleh bantal. Sehingga suhu air dalam teko dapat bertahan sampai waktu tertentu, karena pelepasan kalor terjadi sedikit-demi sedikit.

Suhu terendah pada termos tradisional hasil pengukuran saudara, mengapa demikian!
Suhu terendah pada termos buatan nenek adalah 270C, sama dengan suhu lingkungan. Karena suhu air dalam poci sama dengan suhu lingkungan, maka suhu air tidak berubah. ketika suhu air dalam poci dan suhu lingkungan sudah sama, maka tidak ada lagi pelepasan kalor.

Prinsip pemindahan kalor yang bagaimanakah yang terjadi pada setrika pakaian:
Ketika kita menyetrika pakaian, perpindahan kalor yang terjadi adalah perpindahan kalor sevara konduksi. Perpindahan kalor dari sumber panas berupa bara arang atau elemen pemanas berpindah melalui benda padat yang menempel pada sumber panas tersebut yaitu bagian bawah setrika, dan diteruskan ke kain yang disetrika. Perpindahan kalor dari setrika ke kain juga terjadi secara konduksi. Bagian bawah setrika menempel kain secara langsung, sehingga terjadi perpindahan kalor secara konduksi.

Proses terjadinya angin darat dan angin laut berdasarkan konsep konveksi panas
Penyebab terjadinya angin darat dan angin laut adalah adanya perbedaan suhu udara diatasnya, sehingga terjadi perbedaan tekanan udara yang menyebabkan timbulnya angin.
Proses terjadinya angin darat dan angin laut berdasarkan konsep konveksi panas :
Bumi yang memiliki magma di dalamnya sebagai sumber panas, menyebabkan suhu benda yang berada diatasnya juga menjadi panas. Sinar matahari juga memberikan kontribusi panas melalui radiasi pada permukaan bumi.
Laut, karena berisi air maka menerima panas lebih lambat dan melepaskan panas juga lebih lambat. Daratan, yang terdiri dari benda padat lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan panas. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan suhu daratan dan lautan.

Pada malam hari suhu di daratan lebih rendah daripada suhu di laut, hal ini menyebabkan udara diatas laut bergerak ke atas, menyebabkan tekanan udara berkurang. Hal ini menyebabkan tekanan udara yang lebih tinggi dari daratan bergerak ke tekanan udara yang lebih rendah (di lautan) pergerakan udara mengasilkan angin. Udara yang bergerak dari darat ke laut disebut angin darat.

Pada siang hari suhu di daratan lebih tinggi daripada suhu di laut, hal ini menyebabkan udara diatas daratan bergerak ke atas, menyebabkan tekanan udara berkurang. Hal ini menyebabkan tekanan udara yang lebih tinggi dari laut bergerak ke tekanan udara yang lebih rendah (daratan) pergerakan udara menghasilkan angin. Udara yang bergerak dari laut ke darat disebut angin laut.


Siklus hidrologi (siklus air) kaitannya dengan penguapan air
Proses siklus hidrologi adalah sebagai berikut :
Laut dan danau yang menyimpan banyak air menerima panas dari bumi dan radiasi matahari menyebabkan partikel-partikel air terlepas menjadi uap air naik ke atas.
Kumpulan uap air yang sangat banyak membentuk gumpalan awan, karena volume dan massa-nya semakin besar maka terjatuh menjadi hujan.
Sebagian air hujan di atas daratan ditahan oleh tumbuhan dan diserap oleh tanah menjadi air tanah yang secara alamiah keluar melalui mata air atau dikeluarkan oleh manusia dari sumur.
Sebagian air hujan bersama air dari rumah tangga mengalir melalui sungai-sungai sampai ke laut. Dan menguap, begitu seterusnya.


gambar : diambil di sini


Secara garis besar, siklus air digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu :
A. Siklus pendek
Air laut terkena sinar matahari, kemudian menguap menjadi gas. Uap air membentuk awan dalam proses kondensasi. Terjadi hujan di atas laut.

B. Siklus sedang
Air laut terkena sinar matahari, kemudian menguap menjadi gas. Uap air membentuk awan dalam proses kondensasi. Awan tertiup angin bergerak ke daratan, hujan turun di daratan, air mengalir ke sungai menuju ke laut.

C. Siklus panjang
Air laut terkena sinar matahari, kemudian menguap menjadi gas.
Uap air membentuk awan dalam proses kondensasi. Awan tertiup angin bergerak ke daratan, turun salju dan membentuk gletser, gletser mencair kemudian mengalir ke sungai menuju ke laut.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan tulis saran, komentar, chat, ngobrol, diskusi di ruang ini..


ShoutMix chat widget

santai sejenak, hilangkan penat sambil beri makan ikan-ikan kita.....