Keselamatan Jasmani dan Kesehatan

Keterkaitan Pendidikan Keselamatan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga serta Solusi Keselamatan dalam Olahraga

A. PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Pendidikan keselamatan merupakan suatu upaya

pendidikan tentang penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran dari terjadinya kecelakaan, yang bertujuan agar memperoleh keselamatan bagi manusia dan harta bendanya. Oleh karena itu, pendidikan keselamatan mencakup ruang lingkup substansi yang luas, dan berkaitan erat dengan beberapa mata pelajaran lainnya, seperti pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani, dan pendidikan di alam terbuka. Karena itu, pelaksanaan pendidikan kesehatan, dapat dipandang sebagai sebuah perpaduan, dalam satu tema yang dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran tersebut. Selain itu, dapat juga difokuskan, sesuai dengan pokok bahasannya. Sebagai contoh, banyak hal yang bisa disampaikan dalam aspek keselamatan yang berkaitan dengan kegiatan di alam terbuka.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Demikian juga pemahaman dan pengalamannya dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, atau pendidikan kesehatan.Pendidikan kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai suatu upaya yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, dan sosial termasuk emosional) agar dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis. Pendidikan kesehatan pada dasarnya amat bermanfaat untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan di Sekolah Dasar (SD) diarahkan untuk membina para siswa agar memiliki sikap dan perilaku hidup bersih, sehat, bugar dan berdisiplin. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik baik jasmaniah maupun rohaniah melalui pemahaman dan pengamalan gaya hidup sehat bagi peserta didik. Dengan demikian diharapkan anak tumbuh dan berkembang secara wajar dalam aspek jasmani, mental, sosial dan emosionalnya.

B. PENDIDIKAN KESELAMATAN
Secara keseluruhan, tujuan pendidikan keselamatan adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan praktik keselamatan dalam kegiatan rekreasi, pendidikan jasmani, dan kehidupan sehari-hari, utamanya keselamatan berlalu-lintas.
2. Menanamkan sikap perduli terhadap berbagai hal yang dapat mendatangkan bahaya bagi keselamatan diri pribadi.
3. Bukan hanya mengandung resiko bagi diri sendiri, tetapi juga keselamatan orang lain.
4. Mengembangkan pemahaman terhadap hak dan tanggung jawab dalam hubungan dengan orang lain.
5. Penguasaan keterampilan menggunakan kendaraan, misalnya naik sepeda, dan sebagainya.
Mengikuti simulasi atau permainan peran, yang didukung dengan diskusi tentang masalah dan upaya mengatasi masalah lalu lintas misalnya.
Pendidikan keselamatan bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melindungi keselamatan diri pribadi dan orang lain. Setiap perbuatan seseorang, mengandung resiko yang dapat membahayakan orang lain.
Pendidikan keselamatan juga menganut prinsip pendidikan yang menekankan pada penyesuaian dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan keselamatan, perlu mempertimbangkan tingkat kematangan anak. Aspek tujuan, materi, metode dan strategi misalnya, untuk SLTP, tentu berbeda dengan siswa di SD. Demikian pula pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Aspek kematangan ini meliputi fisik dan mental. Kematangan tersebut dapat pula diartikan sebagai kesiapan siswa untuk menyerap, merespon, atau melaksanakan tugas-tugas ajar. Hal itu, tentu terkait dengan tingkat perkembangan pengetahuan atau penalaran mereka yang sering kita sebut dengan istilah perkembangan domain (ranah) kognitif. Berkenaan dengan kesiapan fisik, seperti kekuatan, daya tahan, dan unsur lainnya yang dominan agar tugas itu berhasil dilaksanakan.
Sehubungan dengan asas pentahapan dan penyesuaian dengan tingkat kemampuan siswa, maka guru perlu memahami ciri siswanya. Atas dasar ciri tersebut, ia dapat merancang tugas-tugas ajar untuk pendidikan keselamatan. Ia juga perlu menyesuaikan tugas-tugas ajar dengan tujuan yang dicapai. Demikian pula halnya, penyesuaian metode dan strategi pembelajaran.
Praktek pengajaran tersebut, pada dasarnya berisikan sejumlah pengalaman nyata, dan jika tidak dapat dilakukan, dilaksanakan dalam bentuk simulasi. Degan demikian akan dapat dicapai tujuan, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan, terbina sekaligus.
Di antara prinsip tersebut, yang paling utama adalah sejauh memungkinkan untuk dipraktekkan, pembelajaran materi pendidikan keselamatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan di pedesaan tentu berbeda dengan di perkotaan. Perlu diupayakan agar pembelajaran itu sesuai dengan kondisi kehidupan yang nyata. Dengan demikian, cara terbaik untuk membelajarkan para siswa, jika tidak mengandung resiko, yakni dalam bentuk pengalaman nyata.
Sebagai contoh, pernahkah seseorang diajarkan secara khusus, tentang tata krama mengemudi? Tentu tidak. Di Indonesia, sekolah-sekolah mengemudi, tidak sampai pada pembekalan sikap namun lebih diutamakan keterampilan mengendarai kendaraan.
Pendidikan keselamatan, lebih ditujukan pada pembentukan sikap dan perilaku, agar dapat menerapkan kaidah yang berguna untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain. Disinilah letak perbedaannya dengan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang menekankan pertolongan pertama kepada orang yang telah mengalami kecelakaan. Sedangkan pendidikan keselamatan lebih menekankan pada penjagaan dan pencegahan agar terhindar dari kecelakaan atau memperoleh keselamatan.

C. HUBUNGAN KESELAMATAN DAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
Setiap orang membutuhkan rasa aman, baik pada saat di jalan maupun di tempat-tempat lainnya. Rasa aman ini erat sekali kaitannya dengan masalah keselamatan. Untuk itu, setiap orang perlu menjaga dan berusaha agar selamat selama menjalankan tugasnya. Namun, kadang-kadang seseorang tidak sadar bahwa tindakannya, sebenarnya membahayakan orang lain, sehingga mengancam keselamatan orang lain.
Demikian pula halnya dalam pelaksanaan pendidikan jasmani. Pendidikan keselamatan perlu diperhatikan. Yang dimaksud dengan aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani ialah semua usaha yang ditujukan untuk mencegah kemungkinan terjadi dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Adapun fasilitas yang dimaksud adalah lahan yang dipergunakan termasuk gedung dan ruangan sekolah. Peralatan yaitu semua alat yang dipergunakan pada saat proses belajar mengajar pendidikan jasmani berlangsung. Manajemen pembelajaran adalah tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh guru agar proses belajar mengajar berlangsung dengan aman dan selamat. Sedangkan teknik bantuan adalah segala tindakan yang dilakukan agar gerakan-gerakan yang diajarkan terlaksana dengan benar dan siswa tidak merasa takut bahkan diharapkan menjadi percaya diri.

D. Keselamatan dan Cidera
Walaupun pada zaman moderen sekarang ini, kemampuan manusia untuk mengendalikan sebagian besar penyakit infeksi semakin meningkat, namun cedera akibat kelalaian masih tetap merupakan masalah yang mengancam kehidupan, khususnya bagi anak-anak dan pemuda. Misalnya di Amerika serikat cedera dianggap sebagai masalah kesehatan bagi masyarakat yang berusia di bawah 40 tahun. Sebagian penderita cedera disebabkan oleh kejadian yang tidak terelakkan misalnya akibat gempa bumi, namun banyak pula penderita cedera disebabkan oleh kejadian yang sebetulnya bisa dihindari, misalnya akibat kelalaian disadari maupun tidak, termasuk tabrakan bermotor. Pendidikan keselamatan merupakan kunci untuk menghindari kemungkinan terjadinya cedera akibat kejadian yang dapat dihindari atau dikurangi.
Dua bagian kritis yang sangat diperlukan dalam menjaga keselamatan ini adalah pendidikan dan perubahan perilaku. Setiap siswa memerlukan informasi tentang perilaku yang bagaimana yang aman dan memilih perilaku tersebut untuk menghindari kemungkinan terjadinya cidera dan bagaimana menggunakan sabuk pengaman yang baik. Proses pendidikan ini merupakan bagian dari usaha menjaga keselamatan. Bagian kritis kedua adalah berkaitan dengan perilaku. Pengendara mobil perlu dimotivasi untuk menggunakan sabuk pengaman setiap saat mereka mengendarai. Motivasi yang diberikan pada setiap individu satu sama lain berbeda. Seorang yang sudah belajar bagaimana menggunakan sabuk pengaman dilanjutkan dengan melihat orang dewasa menggunakannya, mungkin tidak sulit mengadopsi perilaku itu, tetapi anak lainnya bisa jadi kesulitan mengadopsi perilaku ini. Oleh karena itu, pendidikan merupakan aspek penting dalam mempengaruhi perilaku sesorang.

E. Keselamatan di Rumah
Seringkali kecelakaan terjadi di rumah. Hampir satu dari sepuluh orang celaka di rumah pada setiap tahunnya. Banyak cara untuk menghindari kecalakaan terjadi di rumah, salah satunya adalah dengan mengetahui potensi bahaya dan memperbaikinya sedapat mungkin untuk menghindari terjadinya bahaya. Beberapa potensi bahaya yang mungkin terjadi yaitu:a. Ketidaksempurnaan penyimpanan obat-obatan atau barang-barang yang mudah terbakar seperti bensin, oli, minyak tanah, obat serangga atau zat kimia lainnya yang mudah terbakar.
1. Ketidaksempurnaan penyimpanan alat kerja dan alat dapur seperti pisau, kompor, garpu, cangkul.
2. Penggunaan listrik atau api yang berlebihan.
3. Membiarkan laci terbuka.
4. Ketidaksempurnaan penempatan sambungan listrik atau alat-alat lainnya.
5. Hilangnya barang tajam atau kecil pada karpet.
6. Membiarkan lantai licin atau sesuatu bukan pada tempatnya.
Setiap keluarga sebaiknya mempunyai rencana keselamatan di rumah yang harus diketahui oleh semua anggota keluarga. Pengenalan dasar-dasar keselamatan di rumah sudah mulai diperkenalkan kepada anak sejak usia tiga sampai empat tahun. Hal ini sangat penting karena semua perabotan atau sesuatu yang ada di rumah suatu waktu akan merupakan bagian dari kehidupan anak, dan sedikit demi sedikit anak harus mengetahui untuk keselamatannya, kalau tidak, ia akan mencoba-coba sendiri di luar bimbingan keluarga dan hal ini bisa jadi akan sangat membahayakan keselamatan dirinya dan keluarga.
Salah satu aspek penting dalam pendidikan keselamatan di rumah adalah latihan terbimbing terhadap peralatan atau sesuatu yang sudah diminati anak, misalnya, membuka atau menutup laci, menggunakan pisau, atau bermain peran kalau terjadi kebakaran.

F. Keselamatan Berkendaraan dan Berlalu-Lintas
Cedera akibat lalu-lintas merupakan permasalahan keselamatan yang cukup mendapat sorotan di negara mana pun. Penderita cedera akibat kecelakaan lalu-lintas pada umumnya berkisar antara usia 16 sampai 19 tahun dan pada umumnya lebih banyak menimpa laki-laki dari pada perempuan. Beberapa penyebab utama cedera akibat kecelakaan lalu-lintas ini antara lain adalah kelalaian pengemudi dan akibat alkohol. Untuk itu beberapa aspek yang perlu diperkenalkan kepada anak didik untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan terjadi cedera dalam berkendaraan, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mengikuti aturan lalu lintas.
2. Hanya menggunakan kendaraan yang layak pakai.
3. Mengendalikan kecepatan.
4. Selalu menggunakan sabuk pengaman.
5. Tidak meminum minuman keras yang mengandung alkohol sebelumnya.
6. Tidak terlalu gaduh menggunakan musik.
7. Mengalah dalam berkendaraan.
8. Membawa kotak P3K.
9. Selalu hati-hati, terutama pada cuaca buruk.
Namun, pada kenyataannya sering kita melihat anak-anak atau remaja terlampau percaya diri, sehingga nekad dan penuh mengambil risiko dalam berkendaraan atau berlalu-lintas. Para siswa kadang kala senang mengambil risiko dan mencoba-coba untuk tidak mematuhi peraturan lalu-lintas, seperti menyeberang jalan sembarangan, tidak pada tempat yang ditentukan, bergelantungan ketika menumpang bis, naik ke atas gerbong kereta yang sebenarnya dilarang, mengendarai kendaraan roda dua dengan tidak memakai helm pelindung kepala, dan sebagainya.

G. Keselamatan Berekreasi
Rekreasi merupakan bagian yang terintegrasi dalam kehidupan manusia. Dari mulai bersepeda, erobik, berlayar dan panjat tebing, rekreasi sering melibatkan aktivitas-aktivitas yang dapat menyebabkan seseorang beresiko terkena berbagai cedera. Strategi yang sama seperti untuk menjaga keselamatan berkendaraan harus diterapkan dalam keselamatan berekreasi ini agar dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya cedera.
Bersepeda merupakan olahraga dan alat transportasi bagi banyak orang. Para remaja merupakan rentang usia yang paling tinggi terkena resiko cedera dari bersepeda. Kebanyakan kematian terjadi akibat tabrakan dengan kendaraan dan biasanya terkena cedera pada bagian kepala. Cedera serius sering terjadi karena jatuh dari sepeda. Waktu kejadian umumnya berkisar jam pulang sekolah dan waktu bermain sore hari. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam bersepeda agar terhindar atau memperkecil kemungkinan terjadinya cedera akibat kecelakaan bersepeda antara lain adalah sebagai berikut:
1. hanya menggunakan sepeda yang layak pakai, periksa ban, rem, rantai sebelum digunakan.
2. gunakan baju atau pakaian yang menyala atau lampu apabila hari mulai gelap.
3. selalu menggunakan helm.
4. ketahui dan ikuti aturan lalu-lintas.
5. hindari menggunakan sepeda di waktu hujan atau cuaca buruk.
6. hati-hati dengan permukaan jalan yang berbatu atau jelek

H. PENTINGNYA KESELAMATAN DALAM OLAHRAGA
Modernisasi dan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, disamping membawa segi positif juga menimbulkan dampak negatif pada berbagai segi kehidupan sehari-hari khususnya di bidang kesehatan dan keselamatan, baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun sekolah. Berbagai macam kecelakaan yang dapat terjadi di rumah, di jalan, di tempat kerja dan di sekolah khususnya pada waktu berlangsung proses belajar mengajar. Kemungkinan terjadinya kecelakaan di sekolah lebih sering dialami pada saat berlangsung proses belajar mengajar mata pelajaran lain yang umumnya berlangsung di dalam ruangan.
Kurangnya perhatian dan pengetahuan tentang tata cara dan pencegahan akan kemungkinan terjadinya kecelakaan, mengakibatkan lebih seringnya terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan rudapaksa atau cedera pada para siswa. Para siswa dapat mengalami rudapaksa pada berbagai keadaan, seperti ketika bermain di halaman sekolah, pada saat istirahat, dan pada saat menerima pelajaran pendidikan jasmani. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya rudapaksa di lingkungan sekolah maka para guru khususnya guru pendidikan jasmani (Penjas) perlu memahami aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani. Ia perlu memiliki keterampilan untuk melaksanakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya rudapaksa dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani.
Yang dimaksud rudapaksa disini ialah ketidakmampuan jaringan atau tubuh atau bagian dari tubuh menerima tenaga atau tekanan yang sangat besar yang melebihi kemampuannya. Dengan kata lain, rudapaksa ialah suatu kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh tenaga/kekuatan/tekanan yang melebihi kemampuan jaringan tersebut. Tekanan itu dapat berasal dari akibat kecelakaan lalu-lintas atau akibat dari melakukan kegiatan fisik/olahraga yang berlebihan atau yang keliru. Demikian pula rudapaksa ini dapat terjadi pada waktu berlangsungnya proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang kurang mempertimbangkan faktor keselamatan. Rudapaksa ini dapat terjadi pada waktu proses belajar mengajar pendidikan jasmani, disebabkan oleh beberapa kemungkinan yang bersumber pada beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan belajar.
2. Faktor fasilitas.
3. Faktor peralatan.
4. Faktor manajemen pembelajaran.
5. Faktor teknik bantuan.
6. Faktor perencanaan tugas ajar.
Sehubungan dengan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya rudapaksa tersebut, maka para guru pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjas) sangat perlu memperhatikan, mengetahui, memahami, serta terampil dalam melaksanakan aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani ini. Oleh karena itu, ia sangat perlu mendalami hal-hal yang menyangkut pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab rudapaksa tersebut agar dapat menerapkan aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani sehingga mencegah atau mengusahakan sekecil mungkin akan terjadinya rudapaksa khususnya terhadap anak didik atau siswa.
Sehubungan dengan itu, maka dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani para guru penjas khususnya harus menyiapkan para siswanya untuk menghadapi pelajaran inti. Penyiapan ini tidak hanya pada proses belajar mengajar itu berlangsung, tetapi harus dilakukan sebelum, selama, bahkan setelah proses belajar mengajar itu selesai.
Sebagai contoh: dalam pelajaran atletik nomor lempar lembing. Guru Penjas harus melaksanakan aspek keselamatan sejak sebelum berangkat ke lapangan, di jalan, membawa alat (lembing), sampai di lapangan, saat pelajaran berlangsung, pulang ke sekolah bahkan sampai dengan penyimpanan alat-alat yang dipergunakan.
Manusia terdiri dari unsur jiwa dan raga atau rohani dan jasmani yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Siswa atau anak didik perlu mendapat perhatian yang khusus baik rohani maupun jasmaninya. Dalam penyiapan rohani, guru Penjas harus berusaha menjadikan para siswa berminat melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani ini sebelum berangkat, dan sesampai di lapangan, ia menyiapkan fisik para siswa dengan kegiatan yang dikenal dengan latihan pendahuluan atau latihan pemanasan. Ini semua bertujuan agar para siswa yang terdiri dari unsur rohani dan jasmani/fisik siap menghadapi dan menerima tekanan yang akan terjadi selama berlangsungnya proses belajar mengajar pendidikan jasmani, sehingga akan terhindar dari kemungkinan terjadinya rudapaksa. Demikianlah antara lain beberapa alasan mengapa aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani sangat diperlukan.

I. Keselamatan Berolahraga
Olahraga merupakan penyebab terjadinya cedera yang paling sering. Cedera olahraga ini lebih banyak menimpa anak usia antara 13 sampai 19 tahun. Kontak fisik merupakan faktor utama terjadinya cedera pada olahraga. Oleh karena itu cedera sering kali terjadi pada jenis-jenis olah raga seperti sepak bola, basket, hoki dan bela diri. Sehubungan dengan itu, terdapat beberapa faktor penting untuk menghindari kemungkinan terjadi cedera pada waktu olahraga, antara lain adalah:
1. pelatihan atau guru yang terlatih atau berkualifikasi.
2. penggunaan pelindung.
3. pemeliharaan permukaan lapangan.
4. berlatih olahraga yang sistematis.


J. Keselamatan Lingkungan dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Lingkungan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, sering kali keadaannya kurang menguntungkan. Pada saat ini, banyak sekolah yang berada di dekat pasar, pabrik, lapangan terbang, atau di tepi jalan yang ramai. Hal ini disebabkan karena memang saat ini sangat sukar untuk mencari tempat yang ideal untuk pendirian sebuah sekolah. Terutama sekolah-sekolah swasta yang pada umumnya menggunakan tanah milik perorangan yang mempunyai prakarsa pendirian sekolah tersebut, walaupun akhirnya dijadikan sebuah yayasan. Dengan kenyataan yang demikian itu, maka tidak dapat dihindari lagi pasti akan banyak terjadi gangguan keamanan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pendidikan jasmani yang akhirnya mengancam keselamatan dan menimbulkan rudapaksa dalam proses belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini guru terutama dalam pendidikan jasmani kesehatan harus mampu dan terampil mengatasi gangguan tersebut.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru Penjas yang tentunya perlu mempunyai kiat masing-masing. Apabila sekolah itu berada di lingkungan atau dekat dengan jalan yang cukup ramai, maka harus dijaga agar para siswa jangan sering keluar ke jalan. Harus diusahakan agar alat-alat yang digunakan untuk proses belajar mengajar itu tidak sering ke luar halaman sekolah. Pada pelajaran permainan bola voli, atau permainan bola bakar, atau kasti; usahakan arah bola yang dipukul atau di lempar tidak mengarah ke jalan.
Dengan demikian maka tidak akan sering bola itu ke luar jalan, yang harus segera diambil oleh siswa. Hal ini akan sangat membahayakan bagi keselamatan siswa, karena biasanya siswa akan takut kalau-kalau bolanya tergilas mobil, tetapi tidak mengingat keselamatan diri sendiri. Dalam pelajaran atletik sering dilaksanakan lari keliling karena guru ingin agar lari keliling itu cukup jauh, maka para siswa harus mengelilingi, tidak hanya gedung sekolah, tetapi mengelilingi lingkungan sekolah yanmg tentu menggunakan jalan umum. Keselamatan siswa lebih terancam lagi karena pada waktu para siswa berlari, pada umumnya guru tidak menyertai atau mengatur dan menjaga keselamatan para siswa.
Apabila memang harus lari melalui jalan yang ramai, para guru Penjas seharusnya mengawasi, mengatur, dan lebih baik turut serta berlari. Guru seharusnya sesekali berlari ke depan dan ke belakang barisan atau menyatu dalam kelompok para siswa yang berlari itu, tidak hanya menunggu kedatangan para siswanya. Selain untuk mengatur dan atau menjaga keselamatan para siswa di jalan, guru pun mendapat keuntungan dalam pemeliharaan kebugaran jasmani diri sendiri. Keuntungan pemeliharaan kebugaran jasmani ini dikemukakan sehubungan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tingkat kebugaran jasmani para guru Penjas di SLTP di Bandung dan sekitarnya pada umumnya tergolong rendah.

K. SIMPULAN
Pendidikan keselamatan di sekolah dasar merupakan upaya pendidikan untuk menanggulangi, mencegah, dan menghindari terjadinya kecelakaan yang ditujukan untuk keselamatan jiwa dan harta benda. Dalam penyampaian kepada siswa didesain sedemikian rupa sehingga siswa mengerti dan memahami tentang keselamatan pribadi, pencegahan terhadap kecelakaan (karena aktivitas sehari-hari, olahraga, rekreasi, penggunaan peralatan, di jalan raya ataupun aktivitas di rumah). Cara penyampaian ke siswa didesain sama dengan kenyataan di lapangan, dengan tetap menjaga keamanan dan keselamatan, guru berfungsi sebagai pengontrol dan pengarah.
Pendidikan keselamatn lebih menekankan pada pencegahan kecelakaan. Berbeda dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), sehingga pada pendidikan keselamatan lebih dititikberatkan pada pemahaman yang mendalam perihal semua peraturan di setiap tempat aktivitas dan beraktivitas dengan aman. Sedangkan P3K merupakan tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan dan mencegah terjadi kerusakan yang lebih akut sebagai efek dari kecelakaan. P3K mempelajari bagaimana mengatasi efek kecelakaan yang telah tejadi, sedangkan pendidikan keselamatan menekankan pada mencegah terjadinya kecelakaan selama beraktivitas.






sumber dari:


Aip Syarifudin, & Muhadi, (1993), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakart Ditjen Dikti, Depdikbud.

Agus Mahendra, M.A. ( 2007 ), Hakikat Pendidikan Jasmani, PJKR-Unnes.Com

Depkes RI., (1992), Undang-undang Kesehatan, Jakarta: Depkes RI

Pusekjas, (1995), Memelihara Kesehatan dan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan.

Rusli Lutan, dkk., (2001), Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di sepanjang Hayat, Jakarta: Ditjen Didasmen Depdiknas.

Simanjuntak, Victor G, dkk. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidiakan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2008.

...teruskan membaca...

Jadwal Juli - Desember 2009


JADWAL TUTORIAL ON-LINE DAN TUTOR KUNJUNG PERIODE JULI - DESEMBER 2009
PJJ PGSD FKIP UNS


TUTORIAL RESIDENSIAL : 22 JUNI s/d 14JULI 2009
TO 1 : 31 Juli - 1 Agustus 2009
TO 2 : 21 - 22 Agustus 2009
TK I : 1 - 5 September 2009
TO 3 : 18 - 19 September 2009
TO 4 : 9 - 10 Oktober 2009
TK II : 20 - 24 Oktober 2009
TO 5 : 6 - 7 November 2009

sumber dari : http://pjj.fkip.uns.ac.id





...teruskan membaca...

Jawaban TO 5 Statistika

Jawaban INISIASI 5 PJJ PGSD UNS
MATA KULIAH : STATISTIKA PEMBELAJARAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uji t ?

Teknik statistik uji beda adalah teknik statistik yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keadaan atau sesuatu yang terdapat pada kelompok–kelompok. Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji-t digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui.
Uji-t dapat dibagi menjadi 2, yaitu
a. uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1-sampel dan
b. uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-sampel.
Bila dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang



digunakan, pada uji-t dengan 2-sampel, maka uji-t dibagi lagi menjadi 2,
1) yaitu uji-t untuk sampel bebas (independent) dan
2) uji-t untuk sampel berpasangan (paired).
Hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (bukan ragam sampel) diasumsikan homogen (sama) atau tidak. Bila ragam populasi diasumsikan sama, maka uji-t yang digunakan adalah uji-t dengan asumsi ragam homogen. Sedangkan bila ragam populasi dari 2-sampel tersebut tidak diasumsikan homogen, maka yang lebih tepat adalah menggunakan uji-t dengan asumsi ragam tidak homogen. Apabila uji-t hendak digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis terhadap 2-sampel, maka harus dilakukan pengujian mengenai asumsi kehomogenan ragam populasi terlebih dahulu dengan menggunakan uji-F.


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uji t independen, dan berikanlah contoh 1 kasus yang diujikan dengan menggunakan teknik uji t independen!

Uji-t sampel independen (bebas) adalah metode yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain.


3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uji t dependen, dan berikanlah contoh 1kasus yang diujikan dengan t dependen !

Pada uji t sampel dependen, sampling diambil secara random ( acak ) dan sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Hasil penelitian dikatakan signifikan bila t hitung > t tabel. maka, hipotesis alternatif diterima, dan hipotesis nol ditolak.
Hasil perhitungan dikatakan non signifikan bila t hitung < t tabel, maka hipotesis alternatif ditolak, dan hipotesis nol ditolak.
4. Suatu penelitian dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan prestasi belajar Matematika siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode Ceramah dan metode Diskusi. Untuk kepentingan tersebut diambil sampel random sebanyak 16 siswa untuk diberikan perlakuan dalam pembelajaran matematika dengan metode Ceramah dan 14 siswa diberikan metode Diskusi .
1) Hipotesis :
H0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar Matematika siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode Ceramah dan metode Diskusi.
Ha : Ada perbedaan prestasi belajar Matematika siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode Ceramah dan metode Diskusi.

2) Hipotesis statistik
H0 : M 1 = M 2
Ha : M 1 ≠ M 2
3) Uji t ind= 2,865
tingkat kesalahan ( alpha ) = 5 %
( one tail, 28, 5 % ) t tabel = 1,701
Simpulan
Terdapat perbedaan prestasi belajar Matematika antara siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode Ceramah dan metode Diskusi


...teruskan membaca...

Strategi Pembelajaran

Soal-soal TO V Semester IV
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran


1. Pilih dan kaji satu konsep/ topic/ materi pokok dalam kurikulum dan atau silabus yang berlaku di SD /MI.

2. Buatlah setiap rancangan kegiatan pembelajaran tentang konsep / topic /materi pokok tersebut yang sesuai dengan strategi pembelajaran yang anda pilih.

3. Manakah di antara 4 (empat ) kreteria /prinsip PAKEM yang telah sering Anda laksanakan, atau mana pula yang paling kurang Anda laksanakan ? Mengapa demikian atau apa alasannya?

4. Apakah hambatan Anda dalam mengembangkan kreatifitas siswa Anda, utamanya berpikir kreatif?

5. Menurut pendapat Anda , Apakah Anda telah kreatif dalam melaksanakan tugas Anda (yakni mengajar )? Mengapa demikian dan atau apa buktinya?

6. Samakah makna yang dikandung oleh


konsep-konsep : perancangan pembelajaran, pengembangan kurukulum tingkat kelas , pengembangan system pembelajaran , rancangan pembelajaran , program semester / silabi, dan persiapan mengajar? Kemukakan komentar Anda!

7. Aktivitas mengembangkan dan mengorganisir komponen-komponen system pembelajaran harus dilakukan secara sistemik .jika rambu ini diabaikan , adakah dampak negative terhadap rancangan / rencana pelaksanaan pembelajaran yang dihasilkan ? jelaskan jawaban Anda!

...teruskan membaca...

Keselamatan Jasmani dan Kesehatan

Tugas
Mahasiswa membuat sebuah tulisan tentang Keselamata Jasmani dan Olahraga
Rubrik Dalam sebuah seminar tentang keselamatan Pendidikan Jasmani dan Olahraga Anda diminta sebagai salah satu pembicara dalam acara seminar tersebut. Untuk itu anda harus menyusun sebuah makalah yang berkaitan dengan Keselamatan Jasmani dan Olahraga. Anda harus menerangkan tentang Kaitan Pendidikan Keselamatan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, mengemukakan sebuah solusi bagi keselamatan dalam olahraga, membuat rangkuman dari makalah yang anda susun. Susunan tulisan tersebut harus di ketik dan mencakup sebagai berikut:
1. Pendahuluan (1 - 2 halaman)
2. Pendidikan Keselamatan ( 1– 2 halaman)
3. Hubungan Keselamatan dan Pendidikan Jasmani Dan

Olahraga (2 – 3 halaman)
4. Pentingnya keselamatan dalam olahraga (2 – 3 halaman)
5. Kesimpulan (1 - 2 halaman)
6. Daftar Pustaka(1 – 2 halaman)

...teruskan membaca...

Produk Teknologi Tradisional

Produk Teknologi Tradisional
Tugas : Membuat pupuk kompos sederhana
Untuk memantapkan pemahaman Anda mengenai pembuatan pupuk kompos
sederhana seperti diuraikan di atas, Saudara harus melaksanakan tugas di bawah ini dan hasilnya penugasan tersebut segera Anda kirimkan melalui LMS

Lakukanlah inventarisasi jenis-jenis limbah/sampah di lingkungan tempat tinggal Saudara !
Buatlah rancangan pembuatan pupuk kompos sederhana dengan memanfaatkan bahan limbah/sampah yang telah Anda inventarisasi !
Lakukan pembuatan pupuk kompos sederhana yang telah rancang dan
laporkan hasilnya baik narasi maupun visualisasinya !

...teruskan membaca...

PJJ FKIP UNS Inisiasi On Line 5 Statistika

ANALISIS KOMPARATIF DENGAN UJI PERBEDAAN MEAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uji t ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uji t independen, dan berikanlah contoh 1kasus yang diujikan dengan menggunakan teknik uji t independen!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uji t dependen, dan berikanlah contoh 1kasus yang diujikan dengan t dependen !
4. Suatu penelitian dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan prestasi belajar Matematika siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode Ceramah dan metode Diskusi. Untuk kepentingan tersebut diambil sampel random sebanyak 16 siswa untuk diberikan perlakuan dalam pembelajaran matematika dengan metode Ceramah dan 14 siswa diberikan metode Diskusi . Diakhir semester diadakan tes dengan hasil sebagai berikut :


Dengan α= 5%, tentukan kesimpulan penelitian tersebut ?

Jika rekan-rekan memerlukan tabel t bisa download disini

...teruskan membaca...

TO 4 Strategi Pembelajaran PJJ PGSD FKIP UNS

Strategi Pembelajaran sudah upload TO 4. Tugas yang harus kita kerjakan adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan ini :


Jelaskan mengapa simulasi digunakan sebagai metode pembelajaran di sekolah! Uraikan dengan rinci!
Kalau Anda mengajar dengan menggunakan metode pemberian tugas kegiatan inti pelajaran , apa saja yang harus anda lakukan ?
Karena alasan apa Anda memilih metode kerja kelompok dalam pembelajaran ? Uraikan! .
Buatlah persiapan mengajar dengan menggunakan metode karya wisata sebagai metode pembelajarannya!.
Buatlah langkah-langkah pembelajaran IPA untuk anak SD kelas V dengan menggunakan metode penemuan(inkuiri/inquiry)!

...teruskan membaca...

TO 4 Statistika Pembelajaran


Rekan –rekan PJJ PGSD FKIP UNS, to 4 statistika sudah di-upload, soalnya seperti ini.

Inisiasi 4 Statistika Pembelajaran
KORELASI TATA JENJANG DAN KORELASI POINT BISERIAL



Pada kegiatan tutorial on line yang ke-4 ini, kita belajar mengenai korelasi tata jenjang dan korelasi point biserial. Materi ini sangat membantu kita untuk menguasai prinsip-prinsip korelasi antara
dua variabel dengan pengolahan data melalui analisis korelatif.

KORELASI TATA JENJANG
1. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila menggunakan teknik korelasi tata jenjang?
2. Sebutkan dan jelaskan cara menghitung korelasi tata jenjang?
3. Bagaimana cara mengubah data interval menjadi data ordinal bila ada data yangsama dari beberapa siswa?
4. Bagaimana cara menginterpretasikan indeks korelasi tata jenjang?
5. Ada dua orang Juri yang diminta untuk menilai dalam lomba membuat makanan.Jumlah peserta lomba yang dinilai ada 10, masing-masing diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Nilai yang diberikan oleh kedua Juri disajikan dalam tabel berikut.


Berikan kesimpulan konsistensi penilaian kedua Juri tersebut terhadap 10 peserta
lomba.

KORELASI POINT-BISERIAL
1. Bagaimana menginterpretasi validitas soal tes objektif?
2. Berikan contoh dua variabel (selain bentuk butir tes)yang dapat dianalisisdengan korelasi point biserial?
3. Seorang peneliti mempunyai data tentang skor kemandirian. Skor tersebut diperoleh dari 40 siswa yang terdiri dari 22 anak sulung dan 18 anak bungsu. Menurut Anda bagaimana menganalisis data tersebut bila akan diketahui keterkaitan dua variabel tersebut?
4. Bila Anda ingin menggunakan teknik korelasi point biserial, bagaimana data yang akan dipersiapkan agar dapat dianalisis denga n tepat?
5. Hasil ulangan mata pelajaran matematika untuk 8 peserta ujian, didapat data sebagai berikut.



Keterangan : 1 berarti jawaban benar dan 0 berarti jawaban salah. Hitunglah besarnya koefisien korelasi biserial untuk soal nomor 2, 4, 6, 8 dan 10 dan berikan kesimpulan untuk masing-masing soal tersebut.

...teruskan membaca...

CBSA dan KETRAMPILAN PROSES

PENDEKATAN CBSA DAN KETRAMPILAN PROSES

Persamaan Rasional Pendekatan CBSA dengan Ketrampilan Proses :

1. Percepatan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan bahan ajar, yang bersumber dari ilmu pengetahuan itu makin banyak (makin luas dan atau mendalam) sehingga bahan ajar (isi mata pelajaran) akan cepat menjadi usang. Dengan demikian pebelajar dituntut untuk terus belajar, sehingga dalam pembelajaran: hasil belajar sama pentingnya dengan penguasan cara belajar yang tepat;
2. Perkembangan teknologi irfomasi dan komunikasi atau TIK (information and communication technology atau ICT) sehingga
terbuka peluang yang sangat besar untuk memperoleh informasi selain yang disampaikan guru di sekolah. Dengan kata lain, terdapat beragam sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh murid kapan dan dimana saja yang diinginkannya. sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep itu kepada muridnya dalam pembelajaran di sekolah.
3. Sekolah dituntut untuk berupaya sedemikian rupa sehingga semua murid dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai kemampuan masing-masing. Fungsi sekolah merupakan fungsi pengembangan (setiap murid dapat lanjut terus sesuai kemampuannya), mengembangkan ketrampilan psikomotorik: ketrapilan fisik/intelekualuntuk mengaitkan pengembangan konsep (ranah kognitif) dan pengembangan sikap dan nilai (ranah afektif).
4. Setiap pembelajaran harus tetap berusaha untuk mengembangkan kepribadian murid secara holistik. Meskipun suatu pembelajaran berada dikawasan ranah kognitif, tetapi pembelajaran itu tidak boleh dilepaskan dari ranah afektif dan atau psikomotorik. Sekolah diharapkan secara serentak menyiapkan peserta didiknya untuk mampu menyesesuaikan diri dengan masyarakatnya (fungsi sosialisasi) dan untuk mampu membaharui masyarakatnya itu (agen pembaharuan).


Perbedaan rasional Pendekatan CBSA dan rasional PKP :
Perbedaan antara keduanya adalah pada penekanannya.
Pendekatan CBSA penekanan pada peningkatan keterlibatan murid dalam belajar (fisik, dan yang utama mental: intelektual/emosional)
Pendekatan Keterampilan Proses menekankan pengembangan ketrampilan proses. Dalam pembelajaran, murid diberi peluang yang besar untuk mengembangkan berbagai ketrampilan proses untuk menerapkan prinsip CBSA.


Jenis-jenis keterampilan proses :
a. Observasi atau Pengamatan
Mengobservasi atau mengamati adalah penggunaan semua alat indra (untuk melihat, mendengar, meraba, mencium, dan atau mengecap) dengan seksama untuk memilah-milahkan sesuatu yang penting dari yang kurang/tidak penting. dalam observasi yang pokok adalah pemusatan perhatian,ketelitian,dan kecermatan dalam melihat, mendengar, dsb sehingga dapat memilahkan yang penting dari yang lainnya. Murid seharusnya dilatih melalui pembelajaran untuk melakukan observasi atau pengamatan dengan cermat dan terarah, dan tidak sekadar melihat/mendengar sesuatu itu sepintas lalu.

b. Penghitungan
Menghitung merupakan ketrampilan mendasar yang banyak sekali dipergunakan. Hasil perhitungan itu dapat dilaporkan dengan membuat tabel, grafik, dan atau histogram, Tingkat kesulitan penghitungan itu harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan murid, di kelas-kelas awal dengan penghitungan sederhana, sedangkan untuk kelas- kelas lanjut dengan penghitungan dan cara pelaporan yang lebih rumit.

c. Pengukuran
Pengukuran dilakukan secara bertahap, pada awalnya hanya membandingkan panjang, besar, berat, dll terhadap benda di sekitarnya, kemudian mulai diperkenalkan dengan ukuran seperti meter, gram, liter, dll yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan murid.


d. Klasifikasi
Klasifikasi atau penggolongan / mengelompokkan persamaan dan perbedaan sesuatu sebagai dasar klasifikasi itu, baik berdasarkan ciri khusus, tujuan, maupun untuk kepentingan tertentu. Mula-mula cara klasifikasi yang masih sederhana, dan makin lanjut kelas dengan kemampuan murid yang mulai berkembang, tugas klasfikasi makin sulit, baik isi tugasnya maupun cara pengolahan hasil klasifikasi itu dalam pelaporan.

e. Pengenalan ruang dan waktu serta hubungan keduanya
Pengenalan bentuk-bentuk ruang (lingkaran, persegi empat, segi tiga, kubus, silinder, dll), pengenalan arah (bawah, atas, belakang, depan, kiri, kanan, dll), pengenalan waktu (menit, jam, sehari, seminggu, sebulan dll) serta hubungan yang satu dengan lainnya (arah, jarak, dan waktu, seperti lamanya mengelilingi suatu lingkaran, dll)

f. Pembuatan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan ilmiah tentang pemecahan suatu masalah, penjelasan suatu keadaan, yang selanjutnya diuji kebenarannya melalui penelitian, eksperimen, dsb

g. Perencanaan Penelitian/Eksperimen
Dari percobaan secara coba-coba ( trial and error ) menjadi suatu eksperimen yang dipandu oleh suatu hipotesis yang dilandasi dasar teoritis, dan dilakukan secara sistimatis dan terarah. Melalui pembelajaran, disamping eksperimen, murid dibiasakan pula melakukan berbagai penelitian sederhana.

h. Pengendalian Variabel
Pengendalian variabel atau faktor yang berpengaruh dalam penelitian/eksperimen merupakan salah satu ketrampilan mendasar yang dilakukan para ilmuwan dalam melaksanakan penelitian/eksperimen itu. Pengendalian variabel meliputi baik variabel bebas maupun variabel tergantung (variabel eksperimen). Pengendalian variabel, baik variabel bebas maupun variabel tergantung, sangat penting dalam setiap eksperimen.


i. Interpretasi Data
Interpretasi Data atau menafsirkan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian/eksperimen harus dapat diinterpretasi/ditafsirkan dengan cara-cara sesuai kaidah ilmiah. Pembelajaran seyogianya melatih murid untuk menguasai ketrampilan interpretasi data ini. Dengan pembelajaran yang memberi peluang untuk berlatih menginterpretasi data, murid akan terbiasa membuat kesimpulan yang sesuai dengan kaidah ilmiah, dan bukannya kesimpulan yang direka-reka saja.

j. Kesimpulan Sementara (Inferensi)
Murid dilatih untuk membuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi atau data yang dimilikinya pada suatu waktu tertentu, yang masih akan diuji kembali dengan diperolehnya informasi/data tambahan . Ketrampilan membuat kesimpulan sementara atau inferensi sering dipergunakan dalam suatu penelitian, suatu kesimpulan yang masih akan diuji selanjutnya untuk menjadi kesimpulan akhir.

k. Peramalan
Pembelajaran harus memberi peluang kepada murid untuk berlatih membuat peramalan yang didasarkan pada informasi atau data yang telah tersedia.Peramalan didasarkan fakta atau data yang telah dikumpulkannya melalui obervasi, pengukuran, eksperimen, dll, yang memperlihatkan suatu kecenderungan gejala tertentu.

l. Penerapan (Aplikasi)
Menggunakan ketrampilan penerapan, baik dengan langsung melakukannya maupun dengan menunjukkan bukti penerapan itu disekitarnya. Menguasai ketrampilan untuk mengaplikasikan suatu konsep, prinsip, dan atau teori untuk memecahkan suatu masalah, menjelaskan suatu peristiwa baru, dsb. menguasai ketrampilan untuk mengaplikasikan suatu konsep, prinsip, dan atau teori untuk memecahkan suatu masalah, menjelaskan suatu peristiwa baru, dsb.

m. Komunikasi
Menyampaikan gagasan, hasil penelitian, penemuan, dll kepada orang lain, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya dilengkapi dengan penyajian data dalam bentukgambar, model, tabel, grafik, diagram, dan sebagainya yang akan memudahkan orang lain untuk memahami apa yang dikomunikasikan itu. Ketrampilan ini penting untuk dikuasai, agar gagasan, penemuan, dan sejenisnya dapat tersebar luas dan diketahui orang lain. Murid perlu dibiasakan mengkomunikasikan gagasan, hasil pengamatan, pengukuran, dan atau eksperimen, dsb sesuai kaidah komunikasi ilmiah. Dengan bimbingan guru, murid harus melengkapi laporannya dengan penyajian data yang relevan dengan laporan itu,

...teruskan membaca...

Korelasi Positif dan Korelasi Negatif

Korelasi positif dan korelasi negatif
Korelasi positif adalah hubungan yang sifatnya satu arah.
Korelasi positif terjadi jika antara dua variabel atau lebih berjalan parallel atau searah yang berarti jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y juga mengalami kenaikan.

Macam-macam korelasi positif :
  1. korelasi positif maksimal atau korelasi positif tertinggi yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus yang condong ke arah kanan.
  2. korelasi positif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau beberapa mulai menjauhi garis lurus, terpencar atau berada di sekitar garis lurus tersebut dengan kecondongan ke arah kanan.
  3. korelasi positif rendah atau korelasi positif kecil yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah kanan.
Contoh :
Korelasi penggunaan media pembelajaran matematika dengan peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Semakin tepat pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, semakin tinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Korelasi negatif adalah korelasi antara dua variabel atau lebih yang berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau sebaliknya.
Korelasi negatif terjadi jika antara dua variabel atau lebih berjalan berlawanan yang berarti jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y mengalami penurunan atau sebaliknya.

Macam-macam korelasi negatif :
  1. korelasi negatif maksimal atau korelasi negatif sempurna yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus yang condong ke arah kiri.
  2. korelasi negatif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau beberapa mulai menjauhi garis lurus, terpencar atau berada di sekitar garis lurus tersebut dengan kecondongan ke arah kiri.
  3. korelasi negatif rendah atau korelasi negatif kecil yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah kiri.
Contoh :
Semakin tinggi kesadaran hukum semakin rendah angka kriminalitas.

Yang membedakan arah korelasi adalah pada angka indeks korelasi. Bila di depan angka
indeks korelasi diberi tanda - (minus) menunjukkan arah korelasi yang negatif. Bila
di depan angka indeks korelasi diberi tanda + atau tidak diberi tanda apapun
menunjukkan arah korelasi tersebut positif. Tanda – maupun + di sisni bukan merupakan tanda aritmatika.


Jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi, maka akan terlihat pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi tersebut, jika dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus yang condong ke arah kanan.


Angka indeks korelasi adalah suatu angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang dikorelasikan. Angka indeks korelasi menunjukkan tinggi rendah, kuat lemah, besar kecil hubungan suatu variabel. Angka indeks korelasi dilambangkan dengan huruf tertentu.
  • r xy lambang koefisien korelasi pada teknik korelasi Product Moment.
  • Rho lambang koefisien korelasi pada teknik korelasi Tata Jenjang.
  • Phi lambang koefisien korelasi Phi variabel diskirt murni.
  • C atau KK sebagai koefisien korelasi pada teknik korelasi Kontigensi.

Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara - 1,00 sampai dengan 1,00.
Dapat dituliskan dengan -1 ≤ Rxy ≤ 1
Hasil korelasi yang sempurna sebesar - 1,00 dan 1,00.
  • Angka indeks korelasi yang paling kecil adalah nol. Jika dari hasil perhitungan menunjukkan :
  • Angka indeks korelasi = 0, artinya tidak ada korelasi.
  • Angka indeks korelasi menunjukkan lebih dari ± 1,00, artinya ada kesalahan waktu menghitung.
  • Angka indeks korelasi + (Rxy > 0 ), artinya arah korelasi positif.

Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajarnya. Untuk kepentingan tersebut diambil sampel random sebanyak 15 siswa kelas 5 SDN 1 Purworejo untuk diberikan angket tentang motivasi belajarnya. Setelah diberikan perlakuan yang sama dalam pembelajaran matematika, diakhir semester diadakan tes dengan hasil sebagai berikut :

Motivasi Belajar (X) : 55 60 65 70 50 70 65 80 90 95 65 60 60 65 45
Nilai Matematika (Y) : 5 4 6 6 4 8 7 9 8 10 6 5 6 7 4


Angka indeks korelasi rxy = 0.9
df = 15- 2 = 13
a=5%
r tabel = r5%,13= 0.514
rxy = 0.9 > r tabel = 0,514

Kesimpulan
Karena H0 ditolak, dengan demikian terdapat korelasi positif yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajarnya.

...teruskan membaca...

Termos Tradisional

Pengamatan efektivitas termos tradisional

Pengukuran Suhu Air pada Termos Tradisional
Periode Pengukuran Suhu
Air mendidih 85 C
Setelah 1 jam 67 C
Setelah 2 jam 60 C
Setelah 3 jam 53 C
Setelah 4 jam 47 C
Setelah 5 jam 42 C
Setelah 6 jam 36 C
Setelah 7 jam 35 C
Setelah 8 jam 34 C
Setelah 9 jam 33 C
Setelah 10 jam 32 C
Setelah 11 jam 31 C
Setelah 12 jam 30 C
Setelah 13 jam 29 C
Setelah 14 jam 28 C
Setelah 15 jam 27 C


Analisa hasil pengamatan Termos Tradional:
Suhu air dalam poci mengalami penurunan secara signifikan pada 6 jam pertama, yaitu mengalami penurunan suhu sekitar 6 c sampai 7 c. Setelah 6 jam pertama, perubahan suhu air dalam poci mengalami penurunan lebih lambat, hanya sekitar 1 c. untuk mencapai suhu air dalam poci sama dengan suhu kingkungan membutuhkan waktu 15 jam. Jadi termos buatan nenek cukup efektif untuk menjaga kehangatan air di dalamnya.

Proses perpindahan kalor yang dihambat pada fenomena termos tradisional
Termos buatan nenek menghambat proses perpindahan kalor secara radiasi. Sumber panas dari air dalam teko tetap terjaga, karena teko ditutup dengan bantal.
Bantal berfungsi untuk menghalangi pertemuan suhu luar dengan suhu dalam teko agar tidak terjadi pelepasan kalor.
Proses pelepasan kalor pada adalah sebagai berikut :
Panas dari air dalam teko menyebar dan diterima oleh bantal. Panas tersebut sebagian diserap bantal dan sebagian dipantulkan lagi ke sekitar bantal termasuk pada teko. Suhu lingkungan tidak dapat bertemu dengan suhu air dalam teko karenaterhalang oleh bantal. Sehingga suhu air dalam teko dapat bertahan sampai waktu tertentu, karena pelepasan kalor terjadi sedikit-demi sedikit.

Suhu terendah pada termos tradisional hasil pengukuran saudara, mengapa demikian!
Suhu terendah pada termos buatan nenek adalah 270C, sama dengan suhu lingkungan. Karena suhu air dalam poci sama dengan suhu lingkungan, maka suhu air tidak berubah. ketika suhu air dalam poci dan suhu lingkungan sudah sama, maka tidak ada lagi pelepasan kalor.

Prinsip pemindahan kalor yang bagaimanakah yang terjadi pada setrika pakaian:
Ketika kita menyetrika pakaian, perpindahan kalor yang terjadi adalah perpindahan kalor sevara konduksi. Perpindahan kalor dari sumber panas berupa bara arang atau elemen pemanas berpindah melalui benda padat yang menempel pada sumber panas tersebut yaitu bagian bawah setrika, dan diteruskan ke kain yang disetrika. Perpindahan kalor dari setrika ke kain juga terjadi secara konduksi. Bagian bawah setrika menempel kain secara langsung, sehingga terjadi perpindahan kalor secara konduksi.

Proses terjadinya angin darat dan angin laut berdasarkan konsep konveksi panas
Penyebab terjadinya angin darat dan angin laut adalah adanya perbedaan suhu udara diatasnya, sehingga terjadi perbedaan tekanan udara yang menyebabkan timbulnya angin.
Proses terjadinya angin darat dan angin laut berdasarkan konsep konveksi panas :
Bumi yang memiliki magma di dalamnya sebagai sumber panas, menyebabkan suhu benda yang berada diatasnya juga menjadi panas. Sinar matahari juga memberikan kontribusi panas melalui radiasi pada permukaan bumi.
Laut, karena berisi air maka menerima panas lebih lambat dan melepaskan panas juga lebih lambat. Daratan, yang terdiri dari benda padat lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan panas. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan suhu daratan dan lautan.

Pada malam hari suhu di daratan lebih rendah daripada suhu di laut, hal ini menyebabkan udara diatas laut bergerak ke atas, menyebabkan tekanan udara berkurang. Hal ini menyebabkan tekanan udara yang lebih tinggi dari daratan bergerak ke tekanan udara yang lebih rendah (di lautan) pergerakan udara mengasilkan angin. Udara yang bergerak dari darat ke laut disebut angin darat.

Pada siang hari suhu di daratan lebih tinggi daripada suhu di laut, hal ini menyebabkan udara diatas daratan bergerak ke atas, menyebabkan tekanan udara berkurang. Hal ini menyebabkan tekanan udara yang lebih tinggi dari laut bergerak ke tekanan udara yang lebih rendah (daratan) pergerakan udara menghasilkan angin. Udara yang bergerak dari laut ke darat disebut angin laut.


Siklus hidrologi (siklus air) kaitannya dengan penguapan air
Proses siklus hidrologi adalah sebagai berikut :
Laut dan danau yang menyimpan banyak air menerima panas dari bumi dan radiasi matahari menyebabkan partikel-partikel air terlepas menjadi uap air naik ke atas.
Kumpulan uap air yang sangat banyak membentuk gumpalan awan, karena volume dan massa-nya semakin besar maka terjatuh menjadi hujan.
Sebagian air hujan di atas daratan ditahan oleh tumbuhan dan diserap oleh tanah menjadi air tanah yang secara alamiah keluar melalui mata air atau dikeluarkan oleh manusia dari sumur.
Sebagian air hujan bersama air dari rumah tangga mengalir melalui sungai-sungai sampai ke laut. Dan menguap, begitu seterusnya.


gambar : diambil di sini


Secara garis besar, siklus air digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu :
A. Siklus pendek
Air laut terkena sinar matahari, kemudian menguap menjadi gas. Uap air membentuk awan dalam proses kondensasi. Terjadi hujan di atas laut.

B. Siklus sedang
Air laut terkena sinar matahari, kemudian menguap menjadi gas. Uap air membentuk awan dalam proses kondensasi. Awan tertiup angin bergerak ke daratan, hujan turun di daratan, air mengalir ke sungai menuju ke laut.

C. Siklus panjang
Air laut terkena sinar matahari, kemudian menguap menjadi gas.
Uap air membentuk awan dalam proses kondensasi. Awan tertiup angin bergerak ke daratan, turun salju dan membentuk gletser, gletser mencair kemudian mengalir ke sungai menuju ke laut.

...teruskan membaca...

PJJ FKIP UNS TO 3 Penjas

Inisiasi 3 Pendidikan Jasmani

Metode Latihan Permainan Tenis Meja

Standar

  • Para siswa akan mengidentifikasi pengetahuan dan metode permainan tenis meja.
Proses Standar
  • Penting perkembangan masing-masing mahasiswa
  • Para siswa akan mempertunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi melalui ungkapan tertulis

Tugas
  • Siswa akan memilih salah satu dari macam-macam pukulan dalam permainan tenis meja

Rubrik
  • Anda sebagai seorang guru di Sekolah Dasar diminta untuk mencari bahan-bahan tentang teknik puikulan dalam permainan tenis meja. Dalam mengumpulkan informasi tentang teknik pukulan anda harus dapat menjelaskan tentang asal mula teknik tersebut. Anda dapat mencari baik dari perpustakaan maupun dari internet. Bahan-bahan tersebut harus di ketik rapi dan diberi data yang jelas tentang asal bahan dan kutipannya.

...teruskan membaca...

PJJ FKIP UNS TO3 Statistika

TO 3 mata kuliah Statistika Pembelajaran

  1. Apa yang dimaksud dengan korelasi positif dan korelasi negatif? Berikan contohnya!
  2. Tanda apakah yang dapat kita ketahui dari sebuah Peta Korelasi, jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi atau maksimal?
  3. Jelaskan definisi tentang Angka Indeks Korelasi?
  4. Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajarnya. Untuk kepentingan tersebut diambil sampel sebanyak 15 siswa kelas 5 SDN 1 Purworejo untuk diberikan angket tentang motivasi belajarnya. Setelah diberikan perlakuan yang sama dalam pembelajaran matematika, diakhir semester diadakan tes dengan hasil sebagai berikut :
Motivasi Belajar (X): 55 60 65 70 50 70 65 80 90 95 65 60 60 65 45
nilai Matematika(Y): 5 4 6 6 4 8 7 9 8 10 6 5 6 7 4
  • Tentukan peta dan arah hubungan antara prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajarnya
  • Hitunglah koefisien korelasi antara prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajarnya
  • Lakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajarnya.
kalo udah selesai boleh kirim ke aku :)

...teruskan membaca...

PJJ FKIP UNS TO 3 STRATEGI PEMBELAJARAN

Inisiasi 3 Strategi Pembelajaran sudah di-upload

Tugas Mata kuliah Strategi Pembelajaran semester IV B (kelas lain sama ga' ya.. :)

  1. Bedakan persamaamn dan perbedaan antara rasional Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif dan rasional Pendekatan Keterampilan Proses?
  2. Keterampilan Proses jenisnya banyak sekali ,meliputi apa saja sebutkan ?,kemudian buatlah RPP yang pernah saudara buat yang mendekati pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan proses.Kemudian analisislah keterampilan proses apa yang telah terdapat dalam pembelajaran itu.Tulislah keterampilan prose situ dengan boktinya dalam pembelajaran yang terlaksana itu !
  3. Di dalam pelaksanaan pembelajaran ,guru kebanyakan menggunakan metode ceramah . Sekarang bagaimana caranya untuk mengatasi kelemahan metode ceramah , sehingga metode itu tidak membosankan dan tidak menimbulkan verbalisme pada diri anak (peserta didik) .Beri contohnya!
  4. Agar anak aktif di dalam pembelajaran guru perlu memberi masalah yang harus dideskusikan bersama . Jelaskan pengertian metode deskusi dan bagaimana peranan guru dalam memimpin diskusi dengan langkah-langkahnya ?
  5. Metode Tanya jawab dalam pembelajaran selalu digunakan oleh guru untuk mengetahui materi yang disampaikan terserap oleh peserta didik atau tidak. .Jelaskan keunggulan dan kelemahan dari metode Tanya jawab! Tambahkan juga kalau anda menemukan kelemahan dan keunggulan penggunaan metode Tanya jawab!
  6. Kalau anda mengajar dengan menggumnakan metode pemberian tugas ,kegiatan inti pelajaran apa saja yang harus anda lakukan ? Jelaskan !
rekan-rekan bisa diskusikan di forum ini

...teruskan membaca...

TO 2 STRATEGI PEMBELAJARAN

Rekan-rekan, TO 2 Strategi Pembelajaran (untuk download sendiri dari PJJ FKIP UNS klik aja ) sudah ada. Tugasnya sebagai berikut :

TUGAS TO 2 S1 PJJ FKIP UNS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

1. Bandingkan antara strategi pembelajaran deduktif dengan strategi pembelajaran induktif dilihat dari sisi :
a. Proses pengelolaan pesan
b. Langkah – langkah / tahap – tahap kegiatannya

2. Jika anda sebagai guru ingin mengembangkan kemampuan murid – murid anda untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis strategi pembelajaran. apakah yang seyogyanya anda gunakan ? Jelaskan jawaban anda !

3. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
Jelaskan secara singkat karakteristik umum dari setiap rumpun model pembelajaran di bawah ini
a. Model Pemrosesan Informasi
b. Model Personal
c. Model Interaksi Sosial
d. Model Sistem Perilaku

4. Setiap rumpun model pembelajran memiliki unsur – unsur : sintaks, prinsip reaksi, sistem sosial, sistem pendukung dan nurturant effect. Pentingkah bagi seorang guru memahami unsur – unsur tersebut ? Jelaskan jawaban anda !

5. Lakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang anda baru – baru ini laksanakan di SD / MI tempat anda mengajar. Kegiatan pembelajaran itu berada dalam kategori mana dari 9 (Sembilan) kemungkinan tersebut dan apa alasannya atau buktinya!

6. Setelah mengkaji dengan cermatpaparan dalam Sub Unit 4.2 kerjakan tugas latihan ini: Dari berbagai prinsip belajar tersebut pada butir A di atas, manakah yang telah anda terapkan dan manakah yang kurang atau belum anda terapkan ?
Menurut anda mengapa demikian ? Beri alasannya !

Selamat mengerjakan

Rekan rekan bisa simak Unit 3 dan 4.
Untuk menjawab soal nomor 5 dan 6 tinggal mengembangkan sesuai pengalaman

...teruskan membaca...

Inisiasi 2 Belajar dan Pembelajaran

Ooops !! TO 2 Belajar dan Pembelajaran udah ada nee
Soal-soalnya kaya gini :

  1. Buatlah bagan dan jelaskan keterkaitan antara standar kompetensi, kompetensi dasar,hasil dan indikator, pengalaman belajar, materi pokok dan model assesmen pembelajaran yang mendidik,
  2. Identifikasikan dan jelaskan prinsip dalam perencanaan pembelajaran yang mendidik,
  3. Sebutkan dasar hukum yang menjadi acuan dalam merencanakan pembelajaran yangmendidik,
  4. Jelaskan standar yang menjadi acuan dalam merencanakan proses pembelajaran yang mendidik,
  5. Jelaskan arah dari seluruh pembelajaran di sekolah dalam prinsip pembelajaran yang mendidik,
  6. Jelaskan maksud dari prinsip pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan
  7. Jelaskan prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang mendidik.
Praktikum IPA juga udah upload TO tapi ga ada File / Tugasnya. tunggu dulu sambil ngerjain TO yang laen

...teruskan membaca...

TO 2 PJJ FKIP UNS

Kemarin waktu masuk kelas semester IV-b, ternyata TO 2 sudah di-upload, tetapi baru Mata Kuliah Statistika. Soal TO2 seperti dibawah ini :
1. Apa yang Saudara ketahui mengenai tendensi sentral? Dan sebutkan macam/jenis tendensi sentral!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variabilitas? Sebutkan macam-macam dari variabilitas!
3. Bilangan-bilangan berikut menyatakan sampel hasil ujian akhir mata kuliah Statistika pada Program Studi PGSD :
34 58 43 62 54 73 82 45 54 38
46 75 60 61 56 46 75 65 78 42
57 92 72 45 68 60 71 45 54 65
35 45 67 81 45 34 50 54 52 51
67 81 93 65 55 43 34 65 44 32
65 60 76 70 45 56 61 53 43 42
Berdasarkan data tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Dengan menggunakan 9 kelas interval dan batas bawah kelas interval pertama 31, buatlah tabel distribusi frekuensi untuk data tersebut.
b. Berdasarkan jawaban (a), hitunglah rata-rata, median dan modus data tersebut.
c. Berdasarkan jawaban (a), hitunglah kuartil pertama (K1), kuartil ketiga (K3) dan rentang antar kuartil data tersebut.
d. Berdasarkan jawaban (a), hitunglah variansi dan simpangan baku data tersebut.
e. Coba Saudara gambarkan letak mean, median, dan modus data tersebut.
f. Berdasarkan jawaban (e), tentukan bentuk distribusi data tersebut.

Jika ingin download dari PJJ FKIP UNS bisa klik di link ini.
http://pjj.fkip.uns.ac.id//mod/assignment/view.php?id=1026

Pada pengerjaan, saya menemukan satu hal menarik yaitu saya yakin akan banyak variasi jawaban dari rekan-rekan. So., mari diskusikan TO 2 ini.

Rekan-rekan bisa diskusikan pengerjaannya di forum ini melalui komentar, tulis komentar dengan akun google ato yang lain.

...teruskan membaca...

Forum Mahasiswa PJJ PGSD FKIP UNS

Wellcome to cyber Edu

Di sini kita ngobrol tentang apa saja tentunya yang tidak berbau SARA, lebih elok bila untuk kemajuan pendidikan di negeri kita.
Anda boleh posting komentar dan pertanyaan.
Space ini masih dalam perbaikan, mohon maaf jika tidak nyaman. Untuk penyempurnaan space kita, kritik dan saran sangat diharapkan. Dengan "ora jengkel" tentunya.

...teruskan membaca...

Tugas Tutorial on-line 1

Tugas-tugas TO 1 telah di-upload. Selamat Mengerjakan. Bagi rekan-rekan tang belum mengirimkan tugas, segera kirimkansebelum batas waktu pengiriman.
mahasiswa semester IV-B bisa download TO 1 dari link didaeah ini, jangan lupa log in dengan user name dan password anda sendiri.
Belajar dan Pembelajaran : http://pjj.fkip.uns.ac.id//mod/resource/view.php?id=931
Penjaskes : http://pjj.fkip.uns.ac.id//mod/resource/view.php?id=1015
Praktikum IPA: http://pjj.fkip.uns.ac.id//mod/resource/view.php?id=993
Statistika Pendidikan : http://pjj.fkip.uns.ac.id//file.php/54/Inisiasi_Online/Inisiasi_Statistika_Pendidikan_1.pdf
Strategi Pembelajaran : http://pjj.fkip.uns.ac.id//mod/resource/view.php?id=1010

...teruskan membaca...

silahkan tulis saran, komentar, chat, ngobrol, diskusi di ruang ini..


ShoutMix chat widget

santai sejenak, hilangkan penat sambil beri makan ikan-ikan kita.....